Minggu, 03 September 2017

Tidak banyak keributan kok

Tentang semua keributan yang ada di dunia ini. Kehidupan yang cuma sebentar ini apa mau dibuat ribut terus? Tentu tidak bukan? Ada banyak hal yang menyenangkan yang bisa dilakukan. Ada banyak cara untuk membahagiakan orang-orang di sekitar kita dan juga yang jauh dari kita -- selain dengan dana dan derma: yaitu mengirimkan doa, memberikan maaf secara diam-diam, atau sekedar merindukan dan mengharapkan agar mereka hidup sehat sejahtera dunia akherat.

Ketika kita mendengarkan isu yang besar dan mungkin dibesar-besarkan, kita tidak terdengar bahwa ada sosok kecil di dekat kita yang lirih memohon agar kita mau mendengarkannya. Sama seperti saat aku memakaikan kaos Save Palestine ke anakku. Dia paham aja tidak dengan Palestine atau bahkan saat aku memakaikannya kaos Hezbollah. Dia aja nanya, ‘Ini gambar apa ya, Uma?’ Aku mau menjelaskannya aja males loh. Padahal partai Hezbollah itu partai Fav-ku meski di Indonesia mereka tidak punya andil apa-apa, Cuma karena suka dengan cara mereka membantai teroris berkedok Islam dan antek-anteknya, jadi suka aja dan berharap kalau mereka tahu bahwa banyak orang Indonesia yang menjadi penggemarnya.



Manusia itu punya rentang hidup yang pendek di Planet Bumi ini, jadi untuk apa sibuk membenci, sementara waktu untuk berbagi kasih saja pendeknya bukan main. Sungguh 90 tahun itu waktu yang singkat, iya kalau umur kita nyampai 90 tahun. Aku aja maunya lebih, mungkin 145 tahun dengan fisik yang mandeg menua di umur 75 tahun; jadi berharap saat umur 145 tahun, fisikku masih seperti nenek-nenek umur 75 tahun. Mengapa? Karena hidup di Bumi itu menyenangkan loh sebenernya. Ya bukannya tidak mendamba Sorga atau takut mati. Tapi kalau cukup membahagiakan dengan segala kerumitannya yang ada, mengapa tidak boleh mencintai kehidupan di Bumi? Toh ini juga anugrah, dan bukan sebuah dosa, seperti yang digambarkan mite-mite kehidupan Adam dan Hawa yang turun dari sorga ke Bumi.

Jangan salah, dulu aku juga suka ribut akan hal kecil. Semua hal dianggap menjadi beban yang berat. Tapi lambat laun, aku kok merasa seperti sedang main drama. Bisa saja kok aku tidak suka dengan scriptnya dan kuubah saja sedemikian rupa sehingga aku menyukainya dengan membuang segala hal dramatis di dalamnya. Jadi ketika menghadapi masalah yang pelik, meski sempat jatuh, aku punya harapan dan bangun kembali; dan merasa bahwa kehidupan itu ya begini nih. Selalu ada hal yang diributkan, hanya saja apa kita mau ribut terus atau tidak itu tergantung pada kita kok.

Skala kecilnya adalah menghadapi anak yang tantrum. Anak kalau sudah tantrum waduh susah diajak bicara, ada anak yang nangis ga jelas, murung, cemberut, ngambek dan macam-macam polah tantrumnya. Kalau sudah gitu biasanya ku engga sabar dan ikutan ngomel, eh anaknya makin liar ga karuan. Akhirnya sampai pada sebuah titik sadar dimana sepertinya lebih enak kalau berjalan damai saja. Aku coba menurunkan emosi dan ego dan merendahkan suara, aku tanya baik-baik dan penuh penasaran:

‘Dik kamu maunya gimana?’
‘peluk uma’
‘Udah Cuma itu aja?’
‘iya’

Kita berdua berpelukan dan semuanya baik-baik saja. 

Di lain hari aku juga tanya hal yang sama ketika tantrum. Dia jawabnya, ‘Mau pukul uma’ dan waktu aku kasih tanganku buat dipukul, dia pukul juga tanganku, tapi habis itu kita pelukan. Tantrum pun kelar. Ternyata kalau salah satunya tidak ribut, itu meredam kekacauan. Tapi kalau dua belah pihak ribut dan jawab-jawaban ga selesai, ya sudah … perang panas dan perang dingin engga kelar-kelar. Baru nanti kalau sudah adem anaknya kita kasih penjelasan, ‘Sakit juga ya dipukul, lain kali nanti minta dipeluk erat-erat saja deh.’

Skala besarnya, kalian tarik-tarik saja sendiri ke konteks masing-masing.
Renungkan sendiri untuk apa sih keributan yang berdarah-darah ini ada? 
Demi Tuhan? Makhluknya aja engga suka perang. Apalagi Tuhan. Kalau seseorang percaya bahwa Tuhan itu di luar dirinya, ya mungkin saja beda dengan pandanganku. Pandanganku, Tuhan ada dalam diri setiap makhluknya, baik itu yang makhluk hidup ataupun yang 'tidak hidup' seperti bebatuan. 

Demi Waktu! Semoga kita semua diberi umur yang bermanfaat, dan saat kita meniup lilin ataupun saat merayakan ulang tahun dengan syukuran, kita selalu ingat bahwa kegiatan yang satu bukan merupakan vice versa kegiatan yang lain, sehingga kita akan melihat perbedaan itu bukan hal yang salah, tapi lebih merupakan variasi jalan lain menuju tujuan yang sama. [ ]


Wewangian dari alam mimpi pun bisa tersimpan dalam memori kita



Ramuan minyak Sacred Mountain aku sebar ke seluruh penjuru kamar dengan alat difuser. Harum bunga kenanga, lavender dan campuran antara sage dan luban membuat tidur nyenyak dan larutlah ku ke dalam alam lain. Aku sampai di sebuah rumahku; di alam mimpi, rumahku itu tersambung dengan rumah-rumah orang banyak. Terpisah hanya dengan sebuah pintu, dan ketika ingin ada yang dibicarakan kadang kita semua bertemu di ruang tamu dan berkumpulah kita. Tapi sebelum sampai ke rumahku, aku berada di sebuah tepi pantai. Pantainya sepi dan mendung. Aku sendirian di situ. Tidak ada yang istimewa memang dari cerita mimpiku, tapi ada satu hal yang kuingat pasti dari mimpiku, yaitu aku bisa merasakan desiran angin di pantai yang begitu nyata. Saat kakiku menginjak pasir pantai, dan saat wajahku tersapu dedaunan hutan sekitar pantai. Harum dedaunan itu masih samar tercium oleh hidungku, aku masih bisa mengingatnya. Aku berjalan perlahan-lahan di balik rimbun dedaunan yang mirip daun pisang sambil mengintip deburan ombak pantai. 

Aku tidak pernah pergi ke pantai sendirian. Terima kasih sudah menghantarkanku ke sana. Siapapun Anda yang bertugas membimbing manusia saat dia terlelap dalam mimpi. [ ]

Jumat, 01 September 2017

Sebuah rumah dalam mimpiku

Kemaren sore saat ngobrol sama anak-anak, terlintas suara hujan samar-samar. Rupanya anak kedua tidak sengaja menyalakan aplikasi suara hujan di smartphoneku. Rindu sekali dengan hujan. Bahkan ketika seorang taman lama bertanya apakah semalam hujan, aku tidak sadar menjawab: 'Iya semalam hujan'

Padahal semalam langit cerah. 


Aku rindu hujan. 

Padahal tidak benar-benar berpisah karena sesekali mendung lewat mendekat dan hinggap sebentar, meski tidak mengutus hujan turun. Tak mengapa. Hampir setiap malam, aku mampir rumah yang hujan selalu turun tapi tidak banjir karena memang itu fungsi rumah cuma menenangkanku. Saat lelah seharian dan kutidur, app Suara Hujan (Rain Sound) mulai nyala, aku pun lepas ke alam mimpi, dan mampirlah di rumah hujan, meski cuma sebentar sekedar meletakkan payung ke tempatnya dan duduk di tepian jendela yang basah -- beberapa menit saja.

Entah rumah siapa yang aku kunjungi, tapi sudah menjadi default kalau ku penat dalam tidur aku langsung menuju rumah itu meski kadang aku harus lewati sederetan adegan mimpi yang melelahkan dan bertele-tele. Ketika sampai di depan kompleks di mana rumah itu berada, aku langsung melesat, berlari cepat, berlomba dengan gangguan mimpi yang bakal membuatku terjaga. Aku buru-buru masuk, melempar sepatu dan ...

... seperti biasa, ruangan bernuansa hitam, putih, abu-abu dan minimalis menyambutku; kemudian sebuah kursi dan meja kecil menghadap jendela yang dihiasi guyuran air hujan. Saat melepas lelah dan duduk di kursi, aku berharap, 'Aku bisa di sini untuk beberapa hari saja'; dan harapan menguap, mimpiku lepas, aku pun terjaga.

--- 

Hahahaha ya sudah. Sudah pagi, mari bermain lagi (^_^)





Sabtu, 04 Maret 2017

Tulis semua rahasia dan mimpimu. Mimpi. Bukan cuma impian

Tadi pagi setelah nulis di buku mimpi, ngobrol-ngobrolah kita dengan Suhaila. Kuceritain tentang mimpiku semalam. Seru. Dia memang jadi penggemar pertama kalau aku cerita, apa saja. Hobi dengerin cerita nih anak, tapi kurang suka kalau dibacain cerita dari sebuah buku yang diulang-ulang. Maunya kisah nyata orang-orang terdekatnya saja. Atau saat ku ngarang cerita karena kehabisan stok. 

Saat ku cerita betapa ngerinya mimpiku semalam, tentang kehilangan jejak sosok asing yang membantu kita membukakan pintu kereta (dalam mimpi). Dia bilang, seharusnya aku balik tidur lagi biar mimpinya nyambung lagi. Trus kutanya dia, 'Memang Haila pernah nyambung lagi mimpinya?' Dia jawab, iya. Dan dia kasih tips kalau mau nyambung lagi mimpinya, harus cepet-cepet tidur lagi, karena kalau engga nanti mimpinya pindah tempat. Hahaha setelah dia nyaman berkenalan dengan Lucid, dia nyaman saat mimpi terputus dan lambat laun paham juga gimana cara menyambung mimpi. Sip! Engga usah pakai dijelasin ternyata anak-anak itu lebih cepat paham dunia mimpi dari orang dewasa ya. Mungkin karena hatinya masih lapang dan menerima dengan baik segala imajinasi yang ada. Kalau orang dewasa cenderung keras hati dan merasa paling serba tahu dan serba bisa, jadi kurang imajinatif. Hal-hal yang di luar akal fikiran hanya akan menjadi lelucon semata. Seperti, 'Sudah bukan wayahnya kamu terpesona dengan dunia mimpi, Da!' 

maksudmu?!

Pagi dan Malam.
Dunia nyata dan dunia maya dalam mimpi. 
Kalau Siang kita sudah berpayah-payah, maka malam saat rehat kita dihibur dengan dunia yang kadang bikin pilu, kemudian kita merasa lega, 'Fiuh hanya mimpi' atau bikin jengkel, 'Ohhh kenapa cuma mimpi??' ... Lalu apakah dunia yang sudah menghibur kita saat kita terlelap mau dinafikan keberadaannya? Tentu saja, jangan. Itu dunia yang penting, kualitas hidup dan cara pandang akan sesuatu hal dapat terlihat dari bagaimana kita memperlakukan mimpi kita, apakah kita akan menghargainya, menyambutnya, menganggapnya penting atau hanya sekedar pengalaman tak berarti. 

Aku engga bermaksud menggurui sih. Cuma berharap, agar kelak anak-anakku bisa menghargai mimpi-mimpinya, dan menganggapnya sebagai bagian dari kehidupannya. Terus terang, berbagi cerita mimpi itu menyenangkan. Kita semacam diceritain sebagian rahasia kecil ambisi, keinginan dan harapan seseorang yang tak tersampaikan di dunia nyata, tapi sedikit terwujud di dunia mimpi. Ya, seperti saat kumerasa harus TERBANG tanpa sayap. Cuma ingin tahu rasanya terbang, tapi tidak mungkin bisa dilakukan di kehidupan nyata, maka itu kugunakan dunia mimpi untuk merasakan seperti apa sih rasanya terbang. Setelah itu ya mendarat dengan susah payah, tapi bangun tidur terasa lebih menggembirakan ha ha ha (^_^) 

Selasa, 28 Februari 2017

Seperti biasa mba Aida ... Espresso khan? (^_^)

Beberapa tahun yang lalu, sebutlah seseorang dengan Initial X. Dia sering banget menulis banyak hal di status Facebooknya. Banyak sekali hal yang dia utarakan dan semuanya berisi bahasan yang sedang 'marak dibicarakan' jadi tidak mungkin tulisannya tidak up-to-date; aku langsung tambahkan dia dalam pertemananku, terlebih lagi dia adalah pecinta Kopi, jadi, tidak ada alasan untuk tidak menambahkan Initial X sebagai teman media sosial. 

Hingga saat salah satu tulisannya menyinggung tentang paham tertentu tapi sentilannya kurang elegan, menurutku. Dan tidak cuma sekali dua kali, tapi beberapa kali. Duh ... sudah engga nyaman. Aku punya beberapa teman dari berbagai ajaran agama, dan berbagai macam madzab Islam, jadi amat sangat sedih kalau tiap hari aku harus disuguhin dengan tulisan yang selalu berapi-api tapi bukan menyulut semangat pemersatu bangsa melainkan api kebencian. Akhirnya dengan berat hati aku melepas ikatan pertemanan. Buat dia sih engga ada 'rasa' dia kulepas, siapa sih 'saya' ... karena tak lama berselang dia makin kondang dan melahirkan buku, dan mulai sibuk untuk isi acara di sana-sini. Ya Alhamdulillah kalau banyak yang suka dengan tulisan dia. Tapi kalau ini menandakan banyak orang yang suka tulisan yang menyebar api kebencian daripada semangat kesatuan, aku jadi sedih. Sedih sendirian sih biasanya karena yang lain sepertinya baik-baik saja ha ha ha 

'Seperti biasa, Aida. Sepi sendiri di tepian ... iya khan?'
Jika suatu saat kita bertemu, kita akan baik-baik saja, karena diantara orang-orang yang ruwet di medsos, biasanya lumer kalau ada kafein ha ha ha. Selamat malam, selamat menikmati sisa kopi di cangkir masing-masing ✌



Minggu, 26 Februari 2017

Baram ... Wind ... Angin.

Semalam aku mimpi di sebuah tempat yang pernah ku datangi dalam mimpi juga, Tapi susah melukiskannya karena sebagian tempat berwarna abu-abu gelap adan hanya ruangan tertentu yang berwarna. Lalu ada beberapa tulisan-tulisan Korea, jadi sepertinya ku di Korea sekarang. Tempat yang kudatangi sepi, hanya tampak siluet orang lalu-lalang. Kemudian samar terdengar lagu .... 'Baraam .... baram ...'

Sepanjang mimpi dengernya lagu Baraaam ... Baraaam ini.
Bangun tidur, masih terngiang-ngiang makanya langsung cari lagi. Pernah denger lagu ini kok sebenernya. Cuma lupa kapan. Yang jelas denger cuma sekali aja dan sudah lama sekali. Mungkin saat lihat TV atau saat di jalanan Djogja-Solo yang biasanya aku arahkan ke acara radio lagu-lagu JPop dan KPop. Akhirnya tahu kalau yang nyanyi si Kyuhyun hahaha ... dulu engga tahu kalau ini lagu dia karena radionya engga kasih info tentang siapa penyanyinya, cuma muterin lagu (^-^)

((((waktu kucari tahu, lagu Baram, artinya Wind kalau dalam bahasa Korea, dan ada beberapa penyanyi yang nyanyiken lagu itu, satu-satu aku dengar, eh ternyata yang terdengar di mimpiku lagunya Wind punya Kyuhyun.))))


Di mimpiku itu aku ribut harus masuk kamar mandi. Harus segera mandi dan siap-siap keluar jalan-jalan. Semacam sudah bikin janji, tapi tidak tau dengan siapa. Lalu akumasuk sebuah kamar mandi kecil yang lucu, banyak pernak-pernik natural dan bebetauan asli. Ada mangkuk besar terbuat dari batu kali yang dilubangin untuk tempat sabun dan sikat gigi, dan dihiasi dengan lumut segar. Dalam hatiku, ini dia kamar mandi favoritku. Baru bersiap-siap tiba-tiba ada laba-laba mengintip dibali batu besar dekat tempat sabun. Aaaargh! langsung lompat keluar dari kamar mandi dan cepat-cepat mencari kamar mandi lainnya karena kulihar jam sudah melesat cepat. Pilihanku jatuh pada kamar mandi yang berwarna putih bersih dengan dan aku mandi di situ. Selesai mandi aku mengambil tas warna biru muda jeans dan mulai jalan-jalan. Tapi masih tidak jelas dengan siapa. []

Anakku sembuh setelah 3 tahun perjuangan melawan Sembelit karena Hisprung Short

Aku menulis kisah ini agar bisa dibaca oleh ibu-ibu yang anaknya mengalami sembelit akut seperti anakku dulu. Awalnya anakku dulu, masalah BAB nya baik-baik saja. Aku selalu menuliskan perihal apapun tentang anakku, dari mulai dalam kandungan hingga lahir, sampai sekarang. Aku lihat kalau anakku tidak ada masalah dengan perutnya juga, apalagi dengan pola BAB nya. Tapi tiba-tiba saat umurnya 3 tahun (tepat sehari setelah ulang tahunnya yang ke-3) yaitu 25 Oktober 2013, dia mulai susah PUP dan pup nya pun keras. Waktu itu kita di Pekalongan selama seminggu dan dia belum PUP selama seminggu itu pula. Akhirnya aku pulang, untuk dibawa ke dokter di Solo. Di Pekalongan sempat dibawa ke dokter tapi tidak sembuh dan perutnya malah kembung. Anaknya sih tidak rewel tidak menangis, tapi aku yang bingung, biasanya paling lambat 2 hari sekali pup, ini kok sampai seminggu. 

Aku bawa ke dokter, dikasih obat tetesan Pisucon, diminum dengan diteteskan 10 tetes dalam air. Besoknya PUP yang keras itu akan melunak dan baru bisa BAB. Hal ini, terjadi hingga berminggu-minggu. Kemudian berbulan-bulan dari sejak Oktober 2013 sampai Januari 2014, aku kasih Pisucon kalau mau PUP, karena selalu tidak bisa PUP. Kebayang sumpeknya yah kita berdua. Belum lagi, anakku suka nahan pup, jadi begitu ada rasa kebelet semacam ditahan-tahan, mungkin trauma takut sakit. Aku sampai punya buku jadwal khusus mengatur PUPnya anakku. Aku atur jadwalnya supaya tidak terlalu mengganggu jadwal sekolahnya. Tapi ya tetep tidak bisa, karena kalau sudah mules itu anakku bisa seharian lemes perutnya mules dan ga mau aktivitas apa-apa jadi terpaksa sekolahnya banyak bolosnya. Untung sekolah anakku paham sudah tentang hal ini karena aku ya cerita ke guru-gurunya, bahkan juga minta bantuan agar bisa sama-sama membuat anakku tidak takut kalau rasa mules datang karena itu hal yang wajar kalau mau BAB. 

Sepanjang 2014 itu, selama seminggu sekali selalu mengandalkan Pisucon kalau mau PUP. Dan PUPnya bisa dihitung, seminggu 2 kali saja. Belum lagi, dia juga belum lulus toilet traning. Tahun 2014 itu dia awal-awal masuk sekolah PlayGrup, jadi sedikit demi sedikit toilet training agak sukses, tapi tidak dengan urusan PUP. Okelah bersabar lagi kita. Aku mencoba segala macam obat dari dokter dan tabib. Belum ada yang manjur. Kemudian dokter menyarankan untuk periksa Colon in Loop, jadi ususnya dicek, agar tau apakah ada masalah atau tidak. Dan ternyata, anakku Hisprung Short 2cm. Aku kaget. Aduh ... bukannya kalau Hisprung itu sudah bawaan dari bayi, lalu mengapa bisa muncul di saat umur 3 tahun? Dokternya tidak menjawab lain hal kecuali ya memang itu kelainan. Tapi beruntung cuma short, jadi kemungkinan tidak akan dioperasi. 

Lama setelah terima hasil Lab Colon in Loop itu aku ga langsung cari di Google tentang Hisprung. Takut. Berpikirnya nanti kalau ini dan itu dan harus ini dan itu. Padahal ini anak masih kecil. Sedih dan bingung. Suatu hari, anakku susah pup sampai yang parah, yang harus minum Pisucon sehari sekali 15 tetes, dan masih belum pup dan hampir 10 hari. Waktu itu dia sakit demam dan radang, jadi bertumpuk-tumpuk rasa sumpek, hingga akhirnya aku memutuskan untuk Gooling tentang Hisprung. Aku membaca banyak laman dan forum tentang Mega Colon dan Hisprung, dari mulai jam 10 malam sampai jam 4 pagi. Akhirnya aku dapet no kontak penderita Hisprung yang sembuh karena konsumsi Daun Banci.

Januari tahun 2015, aku mulai treatment anakku dengan Daun Banci dan juga terapi sinar di dr. Rochadi di Yogyakarta. Aku juga mulai aktif di grup ibu-ibu dan bapak yang anaknya sakit Hisprung: Grup Daun Banci namanya. Tinggal cari atau klik di FB atau link yang aku tautkan. Kalau Googling tentang dr. Rochadi mungkin banyak hasilnya, alamatnya juga mudah di cari kok. Kliniknya di sebelah rumah sakit Mitra Husada. Lama aku terapi Daun Banci dan sinar ini setiap hari sabtu aku ke Djogja. Tapi kadang juga Senin subuh berangkat, kadang naik kereta dan kadang naik mobil. Aku bertiga sama anak-anak dan Ontinya. Subuh, berangkat, nyampe Djogja jam 7 pagi dan prakteknya jam 8. Kita biasanya jadi pasien pertama, langsung jam 9.00 pulang, dan nyampe Solo lagi jam 11.00.

Kemudian, aku denger cerita anaknya temenku yang tangannya patah dan sulit gerak, tapi sembuh syarafnya karena renang, aku pun ambil les renang untuk anakku. Jadi di umurnya yang 5,5 tahun aku suruh anaknya les renang. Dia memang senang renang dan main air, tapi takut sih kalau menyelam dalam air, jadi sekalian mengobatin syaraf mengejannya, aku mau atasi fobia menyelamnya dengan Les Renang. Seminggu dua kali dia renang, kalau ga ditemeni Pelatihnya, ya renang sendiri di kolam aku temeni dari pinggiran kolam. kira-kira 5 bulanan dia aktif olahraga renang, alhamdulillah, saat itu tepat di bulan Oktober 2016, dia bisa Pup sendiri tanpa obat pencahar dan sekarang, dia sembuh, mungkin PUP nya dua hari sekali, tapi sudah tidak tergantung obat.

Jadi dari mulai Oktober 2013 - Oktober 2016, dimana dia harus pake Pisucon atau Laxoberon kalau mau BAB, dia kini bebas dari obat-obatan. Alhamdulillah. Yang tadinya berat badan cuma main sekitar 16, 17, 18, sekarang sudah 19 dan 20. Ya Allah bersyukur kita semua padaMu, karenaMu lah aku bertemu dengan mba Aisyah yang pertama kali ngasih aku Daun Banci sebanyak-banyak sampai aku tanam di rumah dan tumbuh lebat. Juga dengan ayah bunda di Grup Daun Banci; kepada Guru-burunya di sekolah terutama Mr Jiyo dan Ms. Tata yang sudah telaten sama anakku: juga ke pak dr. Rochadi berkat nasehat dan kesabaran beliau menghadapi pertanyaan ibu-ibu yang mudah panik; kepada mas Deny "Si Manusia Ikan" pak pelatih renang kesayangan Suhaila, yang sudah sabar ngajarin Suhaila renang dari mulai takut air, takut kacamata renang, sekarang sudah gak takut lagi dan lebih luwes menghadapi air.

ini DAUN BANCI.
cara memasaknya sama seperti memasak bayam
Aku juga rutin konsultasi ke dr Endang di Solo, aku nanya apa ada sih anak-anak HIsprung yang sudah besar dan seperti apa mereka? Beliau bilang, banyak, ya ada yang sembuh dalam arti bisa berdamai dengan susah pup, tinggal ganti pola makan. Oleh dr. Rochadi, anakku harus makan PAPAYA tiap hari, padahal anaknya suka bosen kalau sama buah-buahan. Untungnya anaknya khan sudah sekolah, jadi makanan sehat yang masuk ke perutnya dengan bahagia itu full didapatkan di Sekolah, kalau mengandalkan rumah, duh jelas engga sip anaknya selalu ngeles dengan kata-kata: 'Aku malu makan sayuran kalau di rumah' WHAT??!!

Aku juga saling curhat sama ibu-ibu yang anaknya ada sakit Hisprung juga, dia cerita kalau ya memang masih kita awasi pola BAB anak, tapi kalau sudah SD sudah pinter atur pola BAB sendiri. Iya bener sih. Dulu anakku semacam engga paham PUP itu apa sih dan mengapa harus PUP. Sekarang, tepatnya ya kemaren di hari ulang tahunnya yang ke-6, itu aku ajak ngobrol dia, kalau pup jangan ditahan, dan harus bilang kapan perut mules mau pup langsung ke kamar mandi. Ya Allah alhamdulillah, besoknya itu dia bilang perut mules dan mau pup di kamar mandi. Ya Allah senengnya bukan main sampai mewek di kamar mandi aku. Anakku juga seneng. Semacam kemenangan. Engga peduli anak lain potty training lulus umur 18 bulan kek, 2 tahun kek, yang penting khan ya lulus, ntah kapan waktunya. Kalau mau bilang ku engga sukses ngurus potty anak, ya monggo, tapi ngadepin anak pup di bawah kontrol obat Pisucon, Laxoberon dan Microlac itu engga gampang. Terlebih lagi tiap anak punya tabiat yang berbeda menghadapi BAB, ada yang lari-lari ketakutan, ada yang sembunyi, dan lain-lain.

Setelah beres urusan potty training ini, dan anakku dah sip pola BAB nya aku engga lagi cek apakah Hisprung 2cm nya masih 'cacat' 2cm atau sudah sembuh total. Tes Colon in Loop itu bikin sedih. Anak dimasukin cairan dalam perutnya buat difoto rontgen apakah salurannya beres atau tidak. Tapi sedih lihatnya, engga tega. Wes engga usah pakai tes-tesan yang jelas anakku sekarang dah paham tidak usah lagi menahan PUP keluar karena kalau makannya sehat-sehat sayuran dan buah-buahan bakal lancar urusan BABnya. Alhamdulillah Ya Rabb!! (^_^)

Jadi buat ayahbunda yang anaknya menderita Hisprung jangan putus asa. Coba bergabung dengan Grup Daun Banci yang kusebutkan di atas, trus coba ke dr, Rochadi (Djogja), karena beliau ahli Hisprung pada anak dan dokternya luar biasa sabar, plus RENANG. Aduh aku merasakan manfaatnya renang pada anak ya ini nih ternyata. Bukan cuma baik untuk kesehatan pernafasan, tapi bagus buat syaraf-syaraf pertumbuhan yang lain. Jangan takut kalau anak pilek banyak dan ringan obatnya. Tapi kalau dah sembelit, Allah Kareem .... sedih lihatnya. Jadi, mari sama-sama berbagi. Semoga bermanfaat. See you there! []

Kamis, 23 Februari 2017

Tentang seorang anak laki-laki yang suka muncul di sore hari

Dulu aku menulis di buku harianku tentang seorang anak laki-laki yang suka muncul di sore hari dari sebelah rumahku. Sebelah rumahku itu dulu pabrik kain, dari mulai Kakek sampai Pamanku, berkecimpung di kain dan bekerja di situ. Pabriknya cukup ramai, banyak para pekerja yang bekerja di sana, dan ku tidak hafal satu persatu, tapi aku sering main di Pabrik, seolah berpetualang di gudang besar.

Tentang anak laki-laki yang selalu muncul sore hari saat para pekerja pabrik pulang itu, aku menulis beberapa kisahnya. Dia kalau pulang selalu lewat pintu sebelah rumahku baru kemudian pulang lewati teras dan keluar pabrik lewat pintu rumahku, padahal pabrik juga punya pintu sendiri. Heran mengapa dia pilih lewat pintu samping yang lebih jauh. Dia selalu pulang sore dan suka muncul saat ku main-main sendiri, saat ku masih asyik menari atau main jadi peragawati-peragawatian. Anak laki-laki itu sudah besar sih, sepertinya umur 14 tahun, tinggi, kuning langsat, dan rambutnya pendek. Wajahnya tidak pernah senyum. Saat itu aku berumur 6 tahun, jadi suka main layaknya anak-anak kecil seperti ngobrol sendirian dan nari-nari seenaknya sendiri. Anak laki-laki itu sesekali memperhatikanku saat dia perlahan membuka pintu samping rumah, tapi wajahnya datar, seperti mencemooh kalau yang kuingat. Karena begitu aku melihat dia yang tengah melihatku, aku langsung ambil sikap diam dan duduk. Sering kali hal itu terjadi, dan makin hari, makin kecut senyumnya. Oh lupa. Dia engga pernah senyum. Sampai sumpek kalau dia lewat pintu samping rumah dan kita berpapasan. Dan itu hampir tiap hari. Orang-orang yang bekerja di pabrik itu selalu ramah, suka menyapa atau kadang kirim salam ke orang tuaku. Tapi bocah ini engga sama sekali. Apa karena dia ya masih kecil jadi engga kenal orang tuaku, apalagi aku. 

Sampai suatu hari, aku duduk di pelataran sambil mainan mesin ketik, saat itu umurku sudah 8 tahun, anak laki-laki itu sudah lebih tinggi dari biasanya. Saat itu dia melihatku mengetik sesuatu, dan itu pertama kalinya dia melempar senyum. Saking kagetnya, ku tidak membalas. Itu senyuman, indah seperti hujan tapi lantang seperti petir, jadi bingung khan? Karena ku tak membalas senyum, dia pun menarik kembali senyumnya dan pulang. 

Keesokan harinya, aku menunggu dia. Dia engga ada.
Aku menunggu lagi keesokan harinya, juga tidak ada. 
Seminggu lebih tak nampak lagi dianya. 
Loh kemana dia? Kok tetiba menghilang. 
Sudah sekian tahun dia lewatin pintu rumah samping kalau mau pulang ke rumahnya tapi kok sekarang malah tidak ada lagi. 
Aku ingat, saat itu aku beranikan diri menanyakan kepada orang di pabrik sebelah apa ada anak laki-laki yang kerja di sini. Aku ceritakan ciri-cirinya, dan mereka bilang kalau tidak ada anak laki-laki yang kerja di sini dengan ciri-ciri seperti itu. 

Loh??
Siapa dia dan ada dimana sekarang? Bikin sedih dan menyesal saja. Seharusnya dulu senyumnya ku balas jadi dia tidak pergi selamanya. Tapi anak umur 8 tahun engga pikir panjang. Ya sudah mau cari dimana juga engga ada. Tapi pengalaman itu nyata. Selama beberapa tahun, anak laki-laki itu lewat di depanku, jadi aku hafal sekali pandangan matanya. 

Hingga saat itu datang. 
Aku berumur 12 tahun, saat itu aku pertama kali naik Kereta Api bersama keluarga besarku menuju Jakarta, dan ku bertemu dengan seseorang yang punya pandangan mata yang sama. Aku berpapasan dengannya saat ku mau ke kamar kecil. Dia melempar senyum, dan aku membalasnya. Rasanya seperti kembali ke suasana saat ku mengetik dan dia membagi senyumnya, hanya saja kali ini, aku mengetik sambil membalas senyum yang dulu tak tersampaikan. Dalam hati, aku merasa tuntas. Lunas hutangku selama bertahun-tahun. Kita berpisah setelah bertukar senyum, karena saat itu, sepupuku buru-buru ingin ke kamar kecil juga dan kita berdua menghalangi jalan. 

siapakah dia? Masih tak ada jawaban, 
Tapi setidaknya, hati merasa lebih baikan setelah membayar hutang senyuman. 
Dia pun sepertinya pulang dengan rasa lega. Entah pulang ke Planet apa ... :) 

Pengalaman Regresi Masa Lalu 2: ubun-ubun yang terluka dan berdarah

Sebelum lupa melanda, aku mau menulis satu kisah pengalaman masa laluku - maksudku, past-life regresi. Kalau tempo lalu ku cerita tentang pengalamanku naik ayunan di atas kolam , maka kali ini ku mau cerita tentang saat kepalaku tertusuk batang pohon tepat di ubun-ubun. Jadi begini ....

Situasinya adalah:

Saat itu aku berumur kira-kira 12 tahun, dan tengah bersiap-siap menonton penyembelihan Qurban di sebelah rumahku. Saat itu ada sepupuku, Initial D yang juga menonton. Kita berdua, duduk di batang pohon besar yang telah ditebang. Saat duduk, tak sengaja aku merebahkan kepalaku seakan ingin bersandar, dan JLEB! sebuah batang pohon yang cukup runcing menusuk ubun-ubun kepala. Aku ingat saat itu aku langsung memanggil mamaku sambil miris karena darah menetes dari kepala bercucuran. Setelah itu tak ingat apa-apa lagi dan sudah di rumah sakit karena aku ternyata (juga) sakit demam berdarah. Saat di rumah sakit aku terus-terusan memegang ubun-ubun kepala dan mencari luka yang kemaren kudapati, ternyata tidak ada. Aku tanya ke mamaku, 'Luka di kepalaku kemana?' Mamaku bingung dan bilang kalau ku tidak ada luka di kepala, dan ke rumah sakitnya itu karena demam berdarah. Lalu, cucuran darah dari kepala yang sempat kurasakan kemarin itu apa yah? Apa mimisan? Tapi rasa sakit di ubun-ubunnya itu nyata. Pedihnya suka masih terasa kalau ku meraba kepala. Ku engga habis pikir, aku ingat, aku tulis itu semua di buku diari dan keheranan, karena berarti sudah ada dua pengalaman yang aneh yang kurasakan seolah nyata, tapi itu kok tidak pernah terjadi dan tidak ada yang menyaksikannya kecuali diriku yang mengalami. 

Setiap aku baca lagi buku diariku suka masih bertanya-tanya, pengalaman-pengalaman begini apa juga dialami oleh semua orang atau hanya beberapa orang yang mengingatnya? Kalau aku sih tipe orang yang mudah lupa, maka itu aku menulis. Sosok yang kurasakan saat ku berdarah-darah karena batang pohon itu, adalah sosok anak perempuan, dengan baju kuning, lusuh sekali bajunya, dan saat berdarah-darah itu dia berjalan memanggil mamanya, kemudian, mamanya dengan tenang menuntunnya turun dari tangga dan setelah itu INGATANku lepas, aku tak ingat apa-apa lagi kecuali aku tengah duduk di sebuah tempat tidur dalam ruangan rumah sakit dan kulihat tangan dan kakiku ada bercak-bercak merah demam berdarah. 

Kalau itu sekedar mimpi, tentu aku merekamnya dalam buku Diari Mimpi, bukan buku Harian. Aku juga pernah demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius lebih hingga mengigau ada Raja Ikan yang lari-lari di kebun rumahku, sampai aku bangun dari tempat tidur dan lari memanggil mamaku. Karena mengigau saat demam itu lucu juga, aku merekamnya dengan Tape Recorderku. Banyak hal yang kubicarakan ternyata, tapi tidak ada yang seNyata ubun-ubun kepala yang buncur berdarah-darah karena tertusuk dahan pohon. Jadi sepertinya saat itu bukan mengigau. Tapi ya sudah, kalau sudah dilepas sebagai kisah, siapa tahu ada yang mengenaliku ha ha ha ;)


Rabu, 22 Februari 2017

Ketika postingan lama muncul kembali

Aku post ini 20 Februari 2009. Saat itu dunia FB masih dalam suasana yang menyenangkan. Kehidupan romantis dari Friendster dan Multiply masih menghibur kebingungan kita dengan Facebook yang mencoba inovasi ini dan itu. Seiring pula pertemanan bertambah, beberapa dari teman yang awalnya enggan pindah dari MP dan Friendster, akhirnya pelanpelan pindah juga dan tidak ada bullying

Aku lihat di dalam komentar tidak ada yang saling hujat dan saling, nyinyir,  bahkan kata nyinyir pun belum sekondang sekarang. Bahasan semacam ini tidak akan membuat semua orang berkumpul dan betah ngobrol berjam-jam, bahkan tidak diantara mereka yang memilih sendiri, semua ribut dengan: SIAPA YANG PALING LANTANG berteriak, 'Aku benar dan kamu salah!'

Bahkan aku masih punya beberapa teman bernama Yazid saat itu. Dan biasa saja. Sekarang, tak satupun nama Yazid dalam kontak teman, karena sudah pasti dia akan posting hal-hal yang membuat agemanku menjadi hal yang paling salah di muka bumi, dan daripada hubungan kita tidak baik di dunia maya, salah satu dari kita segera melepaskan diri, kalau tidak aku, ya kamu duluan. Dan rupanya mereka melepasku, karena aku masih bertahan memegang nama mereka, cuma mereka sudah tidak kuat lagi mendapati 'Aida Vyasa' dalam kolom pertemanan. Ya! Beberapa teman dalam kolom komentar postinganpun ada yang sudah tidak lagi menjadi teman hanya karena kita beda pendapat saat Perang Suriah pecah! Duh! Okelah itu sekedar curhat selingan yang mau lewat. Maaf jika tidak berkenan.

* * *


Spirit dalam Serial Drama Korea GOBLIN. Ya! Spiritualitasnya ... spirit juga khan? :)


Awal lihat film ini sekitar awal-awal bulan Januari 2017, sebagai salah satu dari banyak hal baik yang terjadi selepas Desember 2016 karena film ini menceritakan hal-hal yang sarat pasal spiritual, meski dikemas dengan sesuatu yang romantis. Judulnya lebih dikenal dengan GOBLIN bisa dicek di link yang kutautkan. Ku tidak pernah mengulas tentang Drama Korea, bahkan Jang Geum, Full House dan Winter Sonata pun kulewatkan begitu saja dan tidak kutulis, cuma sekali dua kali tersebut dalam buku harianku. 

Bicara tentang film tak luput dari background music-nya, dan film ini punya musik yang bagus-bagus. Tapi memang sih kalau film-film Anime Jepang, Drama Jepang dan Korea, musiknya bagus-bagus. Mereka itu menggarapnya dengan sangat serius. Musik punya peranan penting dalam sebuah film. Eh salah! ku RALAT! musik adalah hal PENTING karena dia juga background music kehidupan kita. Pernah khan merasa kita jala dan melangkah, atau melakukan sesuatu dan merasa seperti ada musik yang melatari itu semua. Terlebih kalau musik-musiknya sedih dan nada minor semua =) 

okay, kita mulai:

Tentang Malaikat Pencabut Nyawa

Dalam film ini, Grim Reaper, pencabut nyawanya dimainkan oleh Lee Dong Wook, sebagai tokoh yang kusukai. Perannya sebagai Malaikat Maut sangat unik, memberikan gambaran yang berbeda dengan yang kita pahami seperti apa tugas yang tidak terbayangkan, apakah seperti saat kita menginjak semut, mencabut nyawa saat itu dan selesai? Jangan terbawa suasana dan emosi dulu, bukan meremehkan, tapi mengajak kita mengenali pemikiran seseorang, tentang Malaikat Maut yang mereka bayangkan (pemikiran penulis ceritanya). Jadi begini, Wan Yeo atau 'Lee Dong Wook' ini saat ada yang meninggal, dia akan datang di dekat mereka, kemudian menanyakan identitasnya, lebih tepatnya mengkonfirmasi, jika sudah terkonfirmasi, orang  yang meninggal itu akan ikut dengannya untuk diceritakan kisahnya mengapa bisa meninggal dan apakah yang terjadi selanjutnya. Kemudian mereka akan disuguhkan dengan secangkir teh, yang bisa menghapus segala kenangan saat hidup, agar kelak, hidup kembali, lupa dengan kehidupan masa lalunya. Tapi ada juga yang tidak disuguhi minum teh sebagai hukuman agar dia lahir kembali dan mengingat dosa yang diperbuat dan jika dalam kehidupan selanjutnya masih saja belum taubat akan diberikan 4 kali kehidupan, jika masih belum nggenah  maka tidak akan bertemu dengan sang Pencipta dan menyatu bersamaNya, tapi akan masuk neraka, selamanya! 
Ketika seseorang disuguhi teh oleh Malaikat Maut ini, bisa memilih untuk tidak meminumnya, tapi harus bisa mengatasi memori kehidupan di masa lalunya, yang mungkin bisa menyakitkan dan menyedihkan. Maka itu ada istilah Past Life Regression, saat seseorang ingat dengan kenangan kehidupan masa lalu. Seperti cuplikan di atas: "You have to remember all the bad deeds you did!", saat itu Malaikat Maut tidak menyuguhkan teh kepada seorang pria yang bejat, yang pernah melakukan tabrak lari beberapa kali. Kemudian lelaki itu mohon ampun agar diberikan teh agar tidak lahir kembali dengan kenangan buruk, tapi jawabnya: "Itu bukan wewenangku. Boss ku yang punya kuasa. Dan dia sangat temperamental" ... sebenarnya ini cuma guyonan  aja cuma menggambarkan bahwa itu diluar kuasa dia dan cuma Dia yang punya kuasa, tapi jangan usik Dia, 

Aneh tapi Cantik

Ada dalam dialognya, kalau tokoh utama, Sang Goblin yang dimainkan oleh Gong Yoo digambarkan sebagai sosok Aneh tapi Cantik -- sama halnya dengan filmnya. Dibayangan awal kukira Goblin itu hijau tapi ini mengapa jadi putih abu-abu dan muncul saat Hujan dan romantis. Ha ha ha ha. Keseluruhan cerita drama ini tentang Kematian, tapi dikemas menjadi tidak mengerikan, meski pilu ya. Ini Drama Korea pertama yang temanya gelap, melankolis, fairy-tale, spiritualnya tinggi dan tidak tuntas! Karena sampai sekarang meski sudah lihat dua kali, masih suka lihat lagi. Seperti masih ada yang harus disimpan, apakah itu foto-foto Dong Wook atau kata-katanya yang nempel di kepala, dan sesekali bikin nyengsek seperti: "Dalam kamus Malaikat Maut, luput dari kematian itu, bukan keajaiban seperti yang sering dikatakan manusia, tapi merupakan tugas yang belum selesai karena rohnya tersesat dan masih harus diselesaikan" ... memang Kim Eun Sook (penulis ceritanya) top! Kalau aku ceritakan semuanya nanti nonton filmnya jadi kurang kaget, jadi aku petik sedikit-sedikit saja. 



Lihat filmnya di Youtube kalau masih beruntung belum di delete, ada 16 episode saja kok ... tidak panjang. 



Manusia Mati Beberapa Kali

Pertama, ku bukan mau mainan tafsir, cuma saat lihat film GOBLIN ini, ku jadi ingat dengan ayat dalam Kitab Suci tentang manusia mati beberapa kali. Kalau di Al-Quran, disebut, manusia mati dua kali. Di film Goblin ini, tersebut bahwa manusia mati 4 kali. Aku lupa di episode berapa. Tapi seperti ini kata-katanya (ku ambil dalam kolom terjemahan di filmnya): "Humans have four lives: a life of planting seeds, a life of watering the seeds, a life of harvesting and a life of cherishing the harvest." 

Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنَادَوْنَ لَمَقْتُ اللَّهِ أَكْبَرُ مِنْ مَقْتِكُمْ أَنْفُسَكُمْ إِذْ تُدْعَوْنَ إِلَى الْإِيمَانِ فَتَكْفُرُونَ, قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): “Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir”. Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?” (QS. Al Mu’min [40]: 11)
dan ... ayat ini serupa dengan ayat,
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” (QS. Al Baqarah [2]: 28)

Setelah baca ayat di atas, balik baca ini: 
"Humans have four lives: a life of planting seeds, a life of watering the seeds, a life of harvesting and a life of cherishing the harvest." 


Ku engga mau bahas masalah definisi KAFIR di sini yah, karena KUFUR Nikmat itu juga kafir. Jadi pakai ini saja kalau sedang bahas tema kafir. Biar tentram. 


Aku inget di episode terakhir film ini, kalau tidak salah ada orang yang sudah berkali-kali reinkarnasi dan menyelesaikan tugasnya dengan baik dan akhirnya naik tangga dan menjalani kehidupan yang menyenangkan bersamaNya. Okay apakah itu masuk surga atau berada di sisiNya, menyatu dengan Nya atau apa sajalah nama dan konsepnya dalam dunia spiritual dan agama, tapi intinya, manusia memang punya gambaran akan kehidupan masa lalu demi masa depan. Apa aku sedang promosi konsep Reinkarnasi, Tidak, sama sekali tidak. Buat yang mau percaya, silakan. Buat yang tidak, juga tak mengapa. Kira berageman itu khan jalan sendiri-sendiri dengan pilihan jalan kita masing-masing. 

Jadi, kalau dalam film ini, ketika manusia mati untuk pertama kalinya, maka ia akan punya 3 kali kesempatan.  Jika menggunakan kesempatan dalam kebaikan, ia akan lahir lagi dengan tugasnya selanjutnya hingga agar kematian yang terakhir bisa benar-benar berpulang. Aku tidak akan ngobrol tentang Reinkarnasi dalam Islam. Itu hal yang tidak usah dibahas berkali-kali. Googling aja tentang hal itu sudah banyak dibahas, tapi kalau perasaan ku tentang Reinkarnasi mungkin engga banyak yang membahas. Hahaha .. siapa pula yang mau membahas. Eh tapi aku punya kisah tentang itu. Aku pernah menuliskannya dulu di Multiply, ntah hilang kemana sekarang, filenya luput tidak kusimpan dan Multiply sudah tidak ada lagi. 

Belum lama aku menemukan sebuah gambar, yang membuatku teringat akan kisah pengalaman regresi masa laluku. Aku menuliskannya di sini: Pengalaman Regresi Masa Lalu (Naik Ayunan di Atas Kolam) dan ada beberapa lagi kisah masa lalu ku cuma belum tega aja membaginya di sini lagi. Mungkin nanti jika nemu BGM (background music) yang bagus, tulisan akan lahir mengalir dengan sendirinya :) 


Minggu, 19 Februari 2017

Di tepian kolam renang ...

Setiap hari Minggu pagi, aku mengantar anakku latihan berenang. Seperti biasa ketika dia kulepas berenang dengan pelatihnya, aku duduk di tepian dan mulai nerawang ke sana kemari. Mengamati suasana liburan di kolam renang, ada yang renang satu keluarga, ada yang renang dengan kelompok bermainnya, ada yang renang sendirian, satu-satu sekejap kuamati. 
Hari ini, aku melihat anak laki-laki mungkin umur 9 tahun, perawakannya sama besar dengan anakku yang 6 tahun, tapi dia renang dengan lincahnya. Dua putaran, dalam waktu yang cepat, dan dia tidak sendiri, tapi di dampingi oleh pelatihnya (mungkin). Dari tepian kolam, ayahnya merekam anaknya dengan kameranya. Pasti bersyukur bahagia dia, anaknya bisa berenang selincah itu dengan umur yang masih kecil. Lalu aku melempar lamunan ke arah anakku yang semangat latihan renang -- dia berjuang menyempurnakan kekuatan nafasnya. Aku bersyukur. Beberapa bulan yang lalu kalau main di kolam renang, kepalanya selalu kering, dia hanya main kecipak air, tidak berani jika air menyentuh kepala dan wajah, tapi setelah beberapa kali latihan saja, dia sudah tidak takut lagi dengan air dan tidak hanya main kecipak saja tapi sudah mencoba-coba untuk berenang sendiri dengan gaya-gayanya sendiri. 


Tadi ini, usai latihan, seperti biasa, pelatihnya selalu bercerita tentang proses latihannya, kemajuan dan kendala saat latihan diungkapkan, aku biarkan Suhaila mendengarkannya biar dia bisa paham bahwa proses belajar renang tidak cuma usaha pelatih dan dirinya, tapi juga tugas ibunya sebagai tukang setting mood anaknya sebelum berangkat ke kolam renang atau saat nemeni dia latihan pernafasan di rumah. Meski ku belum bisa berenang, setidaknya sedikit teori renang tidak akan membuatku tenggelam ;)

Saat pelatih tengah menuliskan ulasan capaian les di lembaran les anak, seorang Ibu yang duduk tak jauh dari kita bertanya:
Ibu: sudah berapa lama latihan anaknya?
Aku tidak ingat benar. Tapi pelatih Haila menjawab:
Pelatih: sudah 8 kali + 4 kali, jadi 12 kali latihan.

Kemudian aku dan pelatih ngobrol lagi, sementara si Ibu itu memperhatikan kita berdua. Mungkin juga mendengarkan, karena saat Pelatih cerita tentang event kejuaran kemarin, dia menimpali:

Pelatih: Kemarin saat lomba itu ada anak yang belum sempurna survive tapi sudah bisa macam-macam gaya. Anaknya nangis saat renang di kolam yang dalam. Jadi memang survive itu penting. Anaknya masih kecil juga.
Aku: Iya coach, Suhaila please dibanyakin saja latihan survivenya. 
Dan si ibu mulai bertanya:
Ibu: Kalau latihan untuk anak umur 5,5 tahun bisa?

Kemudian pelatih menjawab kalau anak di bawah 6 tahun masih moody jadi kadang mau, kadang suka ngambek. Si ibu tidak berkomentar atas jawaban pak Pelatih. Tapi melempar pertanyaan lain lagi:

Ibu: Latihannya berapa lama?
Pelatih: biasanya 1,5 jam tapi tadi ini mood haila langsung drop dan sampai sejam saja. 
Ibu: Sudah mulai gaya apa saja?

Lalu kutimpali tapi ku sambil berbicara ke arah pelatih juga bahwa ku ingin Suhaila bisa survive di air, jadi tidak lagi was-was kalau lihat dia jalan di pinggiran kolam yang dalam karena sudah bisa 'mengayuh dalam air' dan tidak tenggelam. Dan pelatih pun juga setuju, bahkan saat itu sekalian merencanakan porsi latihan Suhaila untuk minggu depan. "Okay besok latihan porsi survivenya ditambah" kata pak Pelatih. Sambil berpamitan dan mengucap terima kasih, kita berpisah. Tak lupa aku pun berpamitan kepada Ibu yang tadi  berada di dekat kita. 

Aku: mari bu pulang duluan.
Ibu: eh tunggu ... sudah lama latihannya?
Aku: tadi kata coachnya 12 kali ya?
Ibu: sudah bisa gaya apa aja?
Aku: eh??
Ibu: sudah bisa berapa gaya?
Aku: ha? eh??
Aku engga bisa jawab, beberapa detik blank. Kok tetiba dia tanya begitu ya? Bukannya sudah dengar kalau tadi anakku baru 12 kali latihan dan masih harus memperbaiki kemampuan mengapung dan mengayuh dalam air. Gaya apa yang bisa dia gunakan kalau masih harus banyak teknik dasar renang yang dia pelajari sebelum ber-Gaya?! Dan ibu itu masih nanya lagi:

Ibu: sudah ikut berapa kali lomba?
Aku: lomba? ha? bukan. Anakku renang biar sehat dan punya kemampuan renang, juga buat ngatasin rasa takutnya dengan air. Alhamdulillah semua sudah tercapai, jadi ini tinggal menyempurnakan kemampuan renangnya. 
Ibu: iya, tapi sudah bisa gaya apa aja? Jadi belum pernah ikut lomba? 
Aku: gaya lomba?

Lalu, Ibu itu dengan meninggalkanku dalam posisi kebingungan menjawab, dia menunjuk ke arah kolam: "itu anakku ... yang sudah lancar renang itu"

GLEG!

Anak laki-laki yang kuceritakan diawal tadi, yang kukira umur 9 tahun, yang sempat beberapa kali direkam kamera oleh ayahnya - ya, yang sudah lancar renang itu -- ITU ADALAH anak dia. Aku, tak mampu berucap kata selain, "Iya terima kasih" membungkuk badan dan pamitan pulang. Sayang sekali dialog tak akan ada lagi. Si Ibu tidak tahu kalau anakku pun punya banyak prestasi dan banyak kemajuan yang mungkin tidak dapat piala atau masuk berita, tapi cukup membahagiakan di mata orang-orang terdekatnya. 

Mungkin renangnya belum bisa beberapa GAYA, tapi sudah ada beberapa JAYA. 
1. Suhaila makin sehat
2. Sembelit akutnya sembuh total! Semua syaraf-syaraf tubuhnya bekerja sangat baik sehingga ritual buang hajatnya tidak sesusah dulu. 
3. Dia makin percaya diri karena merasa bisa mengatasi ketakutannya dengan air.
4. Tidak takut air lagi, menyelam bolak-balik tidak takut sama sekali. Padahal dulu pakai kacamata renang saja dia ketakutan dan sangat kikuk. 

Tidak ada salahnya menunjukkan bakat anakmu, Ibu. Cuma jangan dengan cara seperti itu. Itu hanya akan membuat dirimu dan diriku seperti berada di sebuah Drama, aku berperan sebagai ibu yang ceroboh, dan kamu ibu yang sempurna. Haduh aku jadi sedih (^_^);

Padahal jujur saja kalau ku bukan Ibu yang berharap segala sesuatu itu kompetisi dan harus menang. Kalau Suhaila renang, bukan untuk kejuaraan. Kalau dia main piano pun juga bukan untuk manggung di sana-sini tapi lebih agar kelak dia bisa melampiaskan emosinya dalam musik daripada marah dan gusar tak tentu arah. Ya mungkin bisa jadi suatu saat Suhaila ikut lomba renang meski sebetulnya bukan tipe Suhaila demen ikut perlombaan, tapi saat ini, dia sudah menang dengan lombanya sendiri -- mengalahkan rasa takut.
Tapi ku juga jujur, saat lihat anak Ibu berenang, ada doa yang kulepas: 'semoga Suhaila bisa berenang selancar anak itu, demi kebaikan dirinya' Jadi, jauh sebelum mendengar ibunya melepas 'pujian' ke anaknya, aku sudah memujinya lebih dahulu =)


NB: Terima kasih pak Pelatih :) 

Jumat, 10 Februari 2017

Menulis Jurnal

jurnal tahun 2016
Sempat tidak sempat: harus menulis.
Apapun itu.
Publish atau tidak.
Kalau tidak menulis seperti ada yang kurang dalam diri.
Terlebih lagi, musim hujan adalah musim yang ditunggu-tunggu oleh penulis.
Hujan bisa menghantarkan pada suasana yang menyejukkan untuk menuangkan keindahan dan berkah yang didapat, hingga bisa menjadi pengingat kelak di masa yang berat.
Hujan juga mengantarkan pada suasana abu-abu sendu dan menorehkan kisah pilu yang sesekali menghampiri.
Tapi, selebihnya, Hujan sehat untuk Ibu Pertiwi dan banjir >_<



Selasa, 07 Februari 2017

Yay! Sekarang dia punya teman imajinasi?

Suhaila dan Kogan HD
Sepulang sekolah tadi, Haila kujemput sambil bawa pulang 'teman imajinasi'-nya yang sepertinya baru dibuat hari ini. Karena tadi pagi dia engga bilang apa-apa, kok pulang sekolah dia bilang punya 'invisible friend' ... gayanya bukan main, nyebutnya 'invisible' ... like WHAT?!?

ku cek akun youtube dia, penasaran dia habis lihat apa sih: ternyata engga nonton apa-apa kecuali review game MineCraft, jadi darimana dia dapet ide seperti itu?

Trus dia ingetin tentang film Charlie and Lola. Aku suka banget film ini, dia dulu juga sempet suka film ini, tiada hari dan jam terlewat jadwal untuk film yang satu ini. Film ini bercerita tentang petualangan keseharian Charlie -- kakak laki-laki dari Lola. Lola ini anaknya punya imajinasi tinggi, dan punya teman imajinasi pula nama Soren Lorensen. Jadi ternyata dia engga awam tentang 'teman imajinasi' plus beberapa kali ku juga sering suruh Haila main sendirian atau pura-pura ada teman, saat ku sedang sibuk dan tidak bisa menemani dia main. Tapi itu dulu, sebelum Haila ada adiknya, Habiba, jadi mungkin sekitar umur 4tahunan. Jadi pengetahuan tentang teman imajinasi yang invisible tadi lumayan banyak ya. Tapi benarkah itu cuma 'teman imajinasi' khayalan dia ataukah dia menciptakan Tulpa di usia yang muda, atau tengah dibuntutin sesuatu? hohohoho


  1. Suhaila termasuk anak yang penakut sejak kosa kata SETAN ia kenal. Heran. Padahal ku engga pernah kenalin dia tentang hantu dan teman-temannya. Setelah bisa cari info sendiri dan lihat film macam-macam dan teman yang bermacam-macam, maka nambahlah itu pengetahuan tentang Hantu. Jadi, kalau temen imajinasi itu adalah lelembut, sudah pasti tidak mungkin. Suhaila bukan anak yang peka yang bisa 'melihat' sesuatu, dulu saat ku seusia dia, ku dah lihat macam-macam dan sampai ngeluh ke mamaku kalau aku takut, jadi sampai sekarang Haila belum mengeluh berarti alhamdulillah sukses harapanku agar anak-anak engga usah dikasih kemampuan untuk melihat hal-hal yang harusnya tak dilihat. He he he 
  2. Apakah 'invisible friend' tadi itu Tulpa? Sepertinya bukan atau belum karena siang tadi dia masih bawa itu 'teman' kemana-mana, tapi kuamati sorenya kok sudah hilang. Sudah engga diajak bermain atau ngobrol, bahkan namanya aja dia engga tahu dan dia bilangnya, 'engga usah pake nama' ha ha ha saklek banget ni bocah. 
  3. Jadi, mungkin itu hanyalah teman bermain sesaat saja. Saat tidak dibutuhkan, karena belum ada nama dan tidak ter-attach, Haila mudah melupakan, Kalau kuingatkan sih pasti dia inget lagi, cuma yakin deh nanti tergantung mood dia, kalau dia mood bermain dengan 'invisible friend' baru dia main, kalau engga dia tetap berburu 'visible friend' untuk bermain. 


'Teman' yang begini nih cepat datang dan cepat perginya tergantung anaknya. Jadi tidak perlu banyak kuatir. Terus terang ku malah suka kalau 'Teman Imajinasi' ini menetap lebih lama, dia bisa membuat Haila 'bergelombang'. Selama ini Haila anak yang lurus, jadi kalau ada teman semacam Soren Lorensen tadi akan bikin dia makin kreatif dan tidak tergantung dengan teman. Jika teman-temannya di sekolah sudah sibuk bermain dengan ganknya, dia bisa dengan mudahnya untuk tidak terlalu sedih dan segera mengajak Soren Lorensen dia berpetualang. Dengan begitu, tidak akan mudah kecewa, takut, sedih ataupun merasa sendiri. Toh masih kecil dia hehehe ... []

Senin, 06 Februari 2017

Pengalaman Regresi Masa Lalu: (Naik Ayunan di atas Kolam)


"Past life regression is a technique that uses hypnosis to recover what practitioners believe are memories of past lives or incarnations, though others regard them as fantasies or delusions or a type of confabulation. Past-life regression is typically undertaken either in pursuit of a spiritual experience, or in a psychotherapeutic setting. Most advocates loosely adhere to beliefs about reincarnation" (wikipedia)

Saat mendapatkan gambar ini. Kaget. Mirip sekali dengan pengalaman regresi masa laluku dulu. Bedanya gambaran yang tersimpan di memoriku itu, aku naik ayunan di atas kolam yang besar. Bentuk kolam itu lingkaran dengan diameter kira-kira 3 meter? atau 5 meter? Samar ingatanku. Airnya hijau lumut tapi cukup bening untuk melihat ada gerakan di dalamnya. Letak kolamnya berjarak kira-kira 10 meteran dari sebuah gerbang bangunan mirip Masjid. Suasana saat itu, pagi, sepi, dan langit cerah. Meski suasananya sepi, tapi ku tak merasa sendiri, sepertinya tempat itu baru saja di sapu dedaunannya oleh seseorang. 

Aku pakai baju putih panjang sampai mata kaki, rambutku tergerai di bawah bahu dan tanpa menggunakan sepatu. Yang ku heran, bagaimana bajuku tidak basah padahal kolam itu cukup dalam untuk membuat gaunku basah paling tidak selutut. Berarti aku sudah cukup lama berayun-ayun sehingga baju dan kakiku kering. Gambaran pengalaman ini sering banget muncul dari mulai ku kecil. Sering kali kutanyakan ke mamaku, beliau menjawab kalau ku tidak pernah naik ayunan di atas kolam. "Kalau baju putih, kamu punya. Kalau naik ayunan, selain di sekolah, engga ada"

Sebenernya ada beberapa pengalaman lain yang aneh, cuma mau cerita yang ini, bertepatan dengan nemuin gambar yang mirip sekali, jadi ingin menuliskannya lagi. Padahal sepertinya ku sudah menuliskannya di suatu tempat. Kalau sering-sering ditulis begini semakin tersibak lembaran-lembaran ingatanya kadang bisa ingat lebih jelas. Seperti detail renda di baju putihku, yang ada sobekan di bagian ujung kanan. Setiap aku mengayun, sobekan itu terlihat, cukup mengganggu tapi kubiarkan saja. []

Minggu, 05 Februari 2017

#makefacebookfunagain

gambar dapat dari teman, dan teman dapat gambar dari temannya

- Jika tidak bisa sopan, lebih baik diam. Ini susah sekali ya. Kadang suka tidak tahan lihat orang komentar tidak sopan akan sesuatu hal dan kita pingin meluruskannya agar komentar dia lebih sopan, tapi kadang maksud hati sekedar sarkasme, cuma yang keluar malah komentar kasar, dan kita jadi sama saja dengan mereka yang suka komentar tidak sopan. Hmmppf!
- No Politics? Ora mungkin! Bisa sepi seperti Geocities.com dan bubar FaceBooknya. 

Meski ga semua setuju dengan GAMBAR di atas, tapi ide #makefacebookfunagain itu bagus. Cuma ya biarkan saja onlineshop berjalan, atau biarkan pula orang 'whinning' toh itu tembok ratapan mereka sendiri; juga jangan 'quit your psycho babble' karena bisa jadi banyak yang suka dengan ocehan-ocehan abnormal.

Tambahan: 
Jaga Toleransi beragama! Udah engga usah dijelaskan panjang lebar semua juga sudah tahu kalau banyak orang yang disebut sebagai ulama menggunakan medsos untuk 'ceramah' keagamaan tapi mencela agama lain. []

Sabtu, 04 Februari 2017

Jurnal Mimpi 4 Februari 2017

Mimpi 4 Februari 2017

Semalam mendapati diri di sebuah kedai yang kumuh, banyak orang di situ. Beberapa adalah tukang batu dan sibuk ngobrol dengan teman-temannya sambil sesekali tertawa terbahak-bahak. Aku menunggu seseorang yang sepertinya sudah sering kali datang tepat waktu tapi kali ini terlambat, karena aku melihat jam sambil bilang: 'Tumben telat dia!' dan Dia yang ditunggu pun datang, yaitu Initial K. Dia seperti membicarakan yang penting denganku tapi aku menganggapnya enteng, dia juga heran saat aku bilang kalau semua baik-baik saja dan mengajaknya keluar dari kedai menuju pintu belakang. 

Saat pintu belakang dibuka: LAGI-LAGI aku berada di dalam selokan besar sekali. Ini kali kedua aku mimpi berada di selokan besar yang sama. Tapi yang sekarang aku bawa teman, yang tempo lalu, aku sendirian dan kebingungan. Tepat saat sebelum ku kebingungan lagi, aku bangun. Fiuh lega ha ha ha ... 

Rupanya aku engga ada tenaga dan keinginan untuk Lucid, kubiarkan saja mimpi lepas tidak kukejar. Malah berharap ganti kisah. 

Jumat, 03 Februari 2017

where are you, jaff?


Lama tak dengar kabar dari dia. Biasanya suka ngebahas hal-hal psikedelik meski cuma yang basic aja, tapi sejak lebaran kemaren tak berkabar lagi. Kemana yah? moga sehat sejahtera ya jaff!

Ketika (Anak kecil yang ngeLucid) =)



Pagi-pagi kalau bangun tidur, aku musti tanya 'Suhaila mimpi apa tadi malam?' (((please jangan ditanya mengapa bangun tidur engga baca doa atau sholat dulu? karena engga kuceritakan saja. lagi mau fokus dunia mimpi))). Dia mulai sadar mimpi sejak umur 4 tahun, saat mulai paham kalau tidur itu mendapatkan pengalaman yang berbeda dengan kehidupan saat tidak tidur. Dia awal dulu pernah cerita main di sebuah rumah, tapi bukan rumah ini cuma ada keluarga lengkap di situ. Tapi aneh, kata dia, kalau rumahnya kok beda ya? Dia juga bilang pas bangun, sudah ga ada rumahnya. Saat itu baru kujelaskan tentang: Mimpi. 'Ya, itu namanya mimpi. Jadi suhaila bisa jalan-jalan dan main di dunia mimpi ... saat Suhaila tidur.'

Lambat laun dia tanpa ditanya pun langsung cerita semalam mimpi ini dan itu. Tema besarnya antara: mimpi indah dan mimpi buruk. Pernah beberapa kali lucid, seperti tadi malam, dia mendapati Lucid Dream, dia bilang kalau dia tengah berpetualang dengan teman-teman sekolahnya, dan saat itu ada sebuah kejadian sebuah benda masuk ke dalam ember yang besar, anak-anak yang lain kesusahan mau ambil. 'Engga ada tools', kata dia. 'Trus aku harus berpikir pakai apa ambilnya, tiba-tiba ada tools-nya mickey mouse dan ada alat buat ambil bendanya. akhirnya bisa.'

Lucid! 

Dunia lucid merupakan dunia dimana mimpi bisa kita kontrol. Panjang dunia itu ya sepanjang kita bisa mengatasi kesulitan saat berada dalam mimpi. Lucid dream adalah sadar bahwa kita berada dalam mimpi, dan untuk bisa sampai ke sana butuh tahapan-tahapan; kita tidak langsung  berada di kemampuan untuk sadar kalau kita sedang mimpi, tapi mulai mengalami kemampuan bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam mimpi. Lamalama kita akan sadar bahwa kalau kita berada dalam dunia mimpi dan mulailah bereksperimen macam-macam. 

Cara untuk mulai mengelola Lucid Dream diantaranya:

 Menulis buku mimpi

Nah, karena Suhaila(6 tahun) masih belum lancar baca dan tulis (plz don't judge her ya. dia tengah berusaha untuk belajar menulis dan membaca he he he) maka aku membantunya mencatat jurnal mimpi dan buku harian dia. Ruang belajarku dan anak-anak berada dalam kamar, jadi ketika fresh baru bangun tidur, suka aku pijat-pijat jemari kaki biar rilex sambil kutanya pelan-pelan, 'semalam mimpi apa?' nanti dia akan cerita dengan segala mood yang ada. Yang penting, mimpi sudah ku'pancing' dan kusimpan dalam buku sesaat setelah selesai dia cerita. 

Memberikan afirmasi positif saat mau tidur

Biasa kalau mau tidur habis doa itu kadang kukasih obrolan, kalau nanti mimpinya engga enak, jangan takut, bisa diubah kok sesuai yang Suhaila mau. Ini kalau istilah kerennya: 'Aku sadar kalau aku bermimpi' dulu umur 4 atau 5 tahun masih belum paham arti kata 'Sadar' dan penggunaannya. Nah sejak umur 6 tahun ini mulai dikenalkan arti kata 'sadar' setidaknya saat kubilang: 'Aku sadar kalau aku bermimpi' dia sudah paham maksudnya. Hasilnya, ya dia sering cerita kalau dia tahu itu mimpi tapi sering kali cerita: 'engga bisa keluar dari mimpinya, uma!' Ha Ha Ha ... serem juga ceritanya. 
Sebagai tambahan, kalau saat dia terlelap di satu jam awal dia pejam mata, suka aku kasih afirmasi: 'Jadi lebih tenang, jangan mudah marah, jangan mudah sedih dan sakit hati ya.' Soalnya akhir-akhir ini dia dan teman-temannya mulai saling menularkan gejolak jiwa mudah tersinggung, marah, sakit hati dan sedih. Ha ha Ha ha .... darimana ku tahu? ya Suhaila suka cerita saat di sekolah ada beberapa teman yang kadang suka nangis, marah, sedih saat bermain, bersendau-gurau atau saat gurunya nge-jokes. Ku melihatnya semacam tidak oke kalau 'moody'nya berlebihan. Ini baru berjalan 3 minggu treatmentnya semoga berhasil. Tapi sadar kalau ini bukan hal yang mengerikan, namanya juga anak-anak. Kita aja yang dewasa sampai umur 50 tahun lebih aja masih susah kontrol suasana hati khan? ☺


Kamis, 02 Februari 2017

Valhalland di Wattpad


2 Februari 2017



Mulailah menulis kembali membuang gundah dalam katakata dan menempelkannya kembali ke dunia maya, dengan harapan semua orang kembali ingin menulis yang indah, puisi dan begembira. Tiada lagi caci maki umpatan fitnah dengki dan rasa benci. Kemudian ku melihat Wattpad cukup ramai dalam kesunyian. Tidak terlalu riuh, tapi juga tidak senyap. Sepertinya cocok, meski kadang bingung mana yang mau dituang lebih dulu karena banyak hal yang ingin segera loncat dari kepala. 

Jadilah sebuah novel yang dulu sempat mau diterbitkan di Tiga Serangkai, tapi karena ku tak mampu mengubah dan menambah novel yang ada, maka aku urungkan niat. Aku tak mampu mengubah kisah yang sudah kutoreh, ditambah-tambahin pun juga engga bisa, seperti macet karena kejadiannya memang begitu adanya. Judulnya: I Remember, Laleh (aku ingat, Laleh) untuk Wattpadnya: Aida Vyasa

Akupun tengah melanjutkan novel lain lagi yang sempat tertunda untuk diselesaikan. Banyak kejadian, pengalaman, dan lamunan yang sudah ditulis tapi belum sempat kuabadikan di Dunia Maya, aku berharap sebelum Maret berakhir, tulisan-tulisan ini akan kelar dan siap digelar. Tidak peduli apakah menyalahi tatabahasa atau pun aturan, itu bisa diatur belakangan, yang penting kisah tersampaikan dan alam Maya menyimpannya. Bukan pula untuk dijual (ya!) 

Ini ada satu buku kecil yang sudah penuh selama setahun aku menulis; kelak ku share jika kesempatan datang. Bukan sebuah rahasia, cuma resep menghadapi rotasi dan revolusi Bumi. 


Selasa, 31 Januari 2017

halo februari!

1 Februari 2017 cepat sekali bulan Januari digulung dan kita sampai di Februari. Padahal rasanya seperti baru saja suasana Tahun Baru dan Natal dan aneka perdebatannya wira-wiri di TimeLine dan kini harus sabar dengan akan bermunculannya tentang Valentine. Sak karepmu! Ku sudah tidak lagi masanya berdebat dengan halhal beginian, begitu pula anak-anakku juga tidak akan khawatir dengan itu semua. Toh kita ini keluarga yang tidak peduli dengan Hari Ulang Tahun, merayakannya tidak, tapi kita juga tidak berkeberatan kalau diberi kesempatan memakai kostum norak di HalloWeeN. Tapi kesempatan itu tidak pernah datang karena kita juga tidak caricari kesempatan ha ha ha cuma menunggu saja.

Banyak sekali keributan yang tidak berarti seliwar-seliwer di dunia Maya yang seharusnya bisa lebih Sunyi dari dunia Nyata. Sekarang, mau lari kemana kalau ingin mencari Sunyi? Sudah terlalu riuh dengan "Jempol Likes" dan 'Share this and that" jadi sudah tidak bisa dinikmati. Bahkan seseorang (engga usah sebut nama yah nanti malah tambah terkenal dia) mengatakan kalau puisi harus punya nilai jual atau jangan pernah bikin puisi. Kampret! Makan tuh 'Status'mu sendiri! Beraninya dia melarang puisi lahir, bahkan TAI pun tidak pantas untuk kau larang jatuh ke selokan! Hasil sekresi itu selalu busuk dan berbau tidak enak, tapi itu bukti seseorang sehat! Bahkan sampah-sampah yang dihasilkan dari Jonru-pun tidak berhak kita larang; kecuali kalau sampahnya melarang aturan undang-undang (baik yang dibuat manusia atau aturan-aturan Tuhan lewat Nabi-nabinya). 

Ada banyak hal yang terjadi, semua telah kutulis rapi dalam banyak field notes atau moleskine, dengan harapan kelak bisa berbagi dengan anak-anakku, Suhaila dan Habiba, tapi tentu tidak bisa kulepas semua ke Blogger.com yah, ada banyak hal yang dibahas yang cukup kitakita saja di dunia nyata yang tahu. Dunia Maya lebih suka yang bisa dijual sekarang, beda saat dulu dunia itu sebesar Angelfire atau Geocities yang lebih mudah dijelajah. Seperti ketika seseorang bertanya: 'Aida, kamu masih menulis?' Ya jelas masih. Kalau ngga menulis bisa gila aku.