Selasa, 31 Januari 2017

halo februari!

1 Februari 2017 cepat sekali bulan Januari digulung dan kita sampai di Februari. Padahal rasanya seperti baru saja suasana Tahun Baru dan Natal dan aneka perdebatannya wira-wiri di TimeLine dan kini harus sabar dengan akan bermunculannya tentang Valentine. Sak karepmu! Ku sudah tidak lagi masanya berdebat dengan halhal beginian, begitu pula anak-anakku juga tidak akan khawatir dengan itu semua. Toh kita ini keluarga yang tidak peduli dengan Hari Ulang Tahun, merayakannya tidak, tapi kita juga tidak berkeberatan kalau diberi kesempatan memakai kostum norak di HalloWeeN. Tapi kesempatan itu tidak pernah datang karena kita juga tidak caricari kesempatan ha ha ha cuma menunggu saja.

Banyak sekali keributan yang tidak berarti seliwar-seliwer di dunia Maya yang seharusnya bisa lebih Sunyi dari dunia Nyata. Sekarang, mau lari kemana kalau ingin mencari Sunyi? Sudah terlalu riuh dengan "Jempol Likes" dan 'Share this and that" jadi sudah tidak bisa dinikmati. Bahkan seseorang (engga usah sebut nama yah nanti malah tambah terkenal dia) mengatakan kalau puisi harus punya nilai jual atau jangan pernah bikin puisi. Kampret! Makan tuh 'Status'mu sendiri! Beraninya dia melarang puisi lahir, bahkan TAI pun tidak pantas untuk kau larang jatuh ke selokan! Hasil sekresi itu selalu busuk dan berbau tidak enak, tapi itu bukti seseorang sehat! Bahkan sampah-sampah yang dihasilkan dari Jonru-pun tidak berhak kita larang; kecuali kalau sampahnya melarang aturan undang-undang (baik yang dibuat manusia atau aturan-aturan Tuhan lewat Nabi-nabinya). 

Ada banyak hal yang terjadi, semua telah kutulis rapi dalam banyak field notes atau moleskine, dengan harapan kelak bisa berbagi dengan anak-anakku, Suhaila dan Habiba, tapi tentu tidak bisa kulepas semua ke Blogger.com yah, ada banyak hal yang dibahas yang cukup kitakita saja di dunia nyata yang tahu. Dunia Maya lebih suka yang bisa dijual sekarang, beda saat dulu dunia itu sebesar Angelfire atau Geocities yang lebih mudah dijelajah. Seperti ketika seseorang bertanya: 'Aida, kamu masih menulis?' Ya jelas masih. Kalau ngga menulis bisa gila aku.