Tampilkan postingan dengan label Love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Love. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Januari 2025

Threads of Sanctuary

I have been writing this story for a very long time. I saved up words, patiently gathering them to weave into a tale. Only a few weeks ago did I muster the courage to share it on Wattpad—not for anything grand, merely to console myself. After finishing A Little Life by Hanya Yanagihara, I was embraced by an unbearable sorrow and disappointment. I had thought of writing a fanfiction for it, but I decided against it. Let Jude and Willem rest in peace. But Arash and Hakimi—they must find happiness. It is not easy, I must admit.


Threads of Sanctuary 

Enjoy! 


--- ---


Threads of Sanctuary

Summary:
Arashi, a man haunted by a traumatic past, has spent his life trapped in the shadow of abuse and isolation. His childhood home, once filled with the warmth of his mother’s love, became a prison under the cruel dominion of his uncle, Nizameh. The scars of Arashi’s trauma run deep, both physical and emotional, leaving him fractured and searching for solace.

Hakimi, a figure from Arashi’s past, returns unexpectedly, bringing light and hope to his darkened world. As their bond rekindles, Hakimi’s unwavering love and protection offer Arashi a sense of home he’s never known. Together, they face the lingering ghosts of Arashi’s past, including the haunting presence of Nizameh, whose cruelty threatens to destroy the fragile sanctuary they’ve built.

Through moments of intense conflict and tender intimacy, Arashi and Hakimi navigate the complexities of their love, the weight of their shared pain, and the resilience needed to overcome it. Along the way, they unearth secrets that test their trust and force them to confront their deepest fears. Letters and postcards, once discarded and forgotten, resurface as symbols of missed connections and the enduring power of love.

Their journey culminates in a shared home, a modest yet meaningful space that represents not just survival, but the possibility of healing and rebuilding. Together, they turn their dreams into reality, creating a book cafĂ©—a sanctuary where others can find solace, just as they have found in each other.

Themes:

  • The resilience of love in the face of trauma.
  • The search for sanctuary and the meaning of home.
  • The power of human connection to heal and transform.
  • The courage to confront the past and reclaim one’s future.

Genre:
Literary Fiction / Romance / Drama


Kamis, 28 Januari 2021

Mimpi dengan seseorang dari Klan Hutan Bambu

 Semalam aku mimpi diculik beberapa orang dan dimasukan ke dalam sebuah ruangan dengan banyak sekat. Ruangan itu berwarna putih dan banyak peralatan medis. Salah satu orang itu masuk. Pemuda dengan kulitnya yang pucat dan matanya sipit. Tidak ada senyum dari dirinya. Dia langsung menyuruhku merapikan ruangan itu sementara dia cuma merapat ke jendela dan diam saja. Aku bingung karena di luar ruangan sangat ramai, seperti sedang ada acara. Aku beusaha diam-diam membuka pintu bukan untuk melarikan diri, tapi ingin tau sedang ada acara apa di luar. Kemudian kulihat ada mamaku dan kedua anakku dengan tamu-tamu yang lain tengah bercanda asyik. Lalu apa yang kulakukan di bilik ini, pikirku. 

Kemudian sebuah tangan dari belakang mendorong pintu yang ku buka sedikit. Aku pun tersentak kaget dan mengatakan kalau aku harus segera keluar. Dia kemudian tidur di atas kasur besi yang tiba-tiba muncul di atasku. Tubuhnya telentang, kemudian tengkurap menghadapku, tidur pulas melayang di kasur besi yang transparan tadi. Aku bisa melihat seluruh tubuhnya yang pucat itu, bernyawa tapi semacam tidak bersenyawa. Tidak ada gairah hidup. Entah apa yang ada di dalam pikiranku, kita berciuman yang sangat lama, hingga lampu neon terang di kamar menyala menjadi semakin terang dan semakin terang dan semakin terang dan seolah cahayanya menelan kita berdua, hingga kemudian meredup pelan-pelan dan terbangunlah pemuda tadi. 

Dia sedikit terkaget. 

Aku pun juga. Apa karena ciumanku tadi? Aku meminta maaf padanya. Tapi dia bilang, ''tidak ada waktu. Ikuti aku segera!"

Dia segera membuka jendela di mana tadi dia merenung lama, kemudian melompat dan mengulurkan tangannya. Aku masih terdiam. Aku khan punya tanggungan sebagai anak dan seorang ibu. Masak mau pergi begitu saja. Aku harus menyelesaikan tugasku dulu. Rupanya dia membaca pikiranku. Dia kemudian berkata, "Setelah selesai urusanmu, cari aku!"

Aku kemudian menutup jendela tadi dan membuka pintu di sebelah kanannya, di situ aku melihat mamaku, dia bertanya aku menghilang kemana? Kemudian aku segera mempercepat waktu, kemudian anakku yang kedua sudah dewasa, dan anakku yang pertama sudah bisa menjadi penggantiku, sehingga mamaku tidak kuatir lagi, dan aku langsung melesat menuju jendela menuju Hutan Bambu. Mamaku sejenak sadar kalau aku akan pergi jauh, kemudian aku lucid, dan membuat diriku menjadi dua. Aku suruh tubuh palsuku itu masuk ke ruangan yang tadi ada pesta dan membaur, kemudian diriku yang asli, membuka jendela dan melesat dalam hutan Bambu. Tak jauh, aku sudah menemukannya. Kita pun ditimpa sinaran cahaya yang menyilaukan dan menghilang. Aku melihat mamaku sibuk dengan diri palsuku dan tidak memasang curiga apapun. Bagus, pikirku. 

Pemuda bertubuh pucat dan mata sipit tadi membagi sedikit senyumnya, seolah bilang, "Kita sudah sampai."

DAN AKU TERBANGUN!! ADUH 

SAMPAI KEMANA kak????