Aku datang ke rumah Guruji, saat itu sekitar 17
Juni 2008. Di sana, sudah banyak orang. Tidak nampak satu orang yang ku kenal. Eh ada Wuz ding. Yang lain
nampaknya orang baru. Karena beberapa kali di curhat-session, mereka pada
bilang, ‘saya orang baru pertama kali ikut ini.’ Pikirku, orang lamanya
pada kemana ya? Yang paling kerap kulihat: Husin – kakaknya Savic.
Dan itu pun kadang datangnya terlambat kalau pas hari Senin – meditasi
dah selesai, Husin baru dateng. Kalau hari Kamis, kerap beberapa
kali malah Husin jadi imam shalat Tasbih nya. Malam ini, berhubung hari Kamis malamnya mau Fullmoon
Meditation di tepi pantai, makanya kita Shalat Tasbihnya sekarang. Yang
mimpin ya Guruji sendiri. Setelah shalat, Guruji membaca serangkaian doa.
Sayang sekali enggak sempat kurekam.
Pembahasan malam ini banyak banget. Setelah selesai shalat,
kita meditasi. Malam ini, sebelum meditasi, Guruji berbicara sedikit pengantar
tentang Metatron kaitannya dengan Dualisme. Amazing! You all should be
there. Aku pun sampai kebingungan bagaimana mau menceritakannya di sini. Mungkin karena energi yang
kurasakan sewaktu bertemu dengan orang-orang seperti ini: yaitu orang yang
menganggap bahwa ketika kita berada di puncak segitiga or piramida, maka
ia tengah bersama dengan Metatron à orang macam ini akan menganggap
bahwa benar dan salah itu bukanlah benar dan salah yang harus dihukumi,
tapi dipahami (ini hanya untuk orang yang sudah berada di
dimensi ketiga!!!).
Metatron adalah penguasa elekron; Ruh yang Agung;
Sayyidul Arwah. Nama lainnya bisa Archangel Metatron atau Rajaning Roh,
atau seperti yang ditulis oleh kakek Guruji-ku, yaitu maitritun. Suatu
saat ku akan minta Guruji-ku menceritakan ini semua. Seperti saat tadi
malam ku bertanya tentang Metatron, besok-besok ku akan masih bertanya
tentang banyak hal seperti sacred geometri dan angka-angka suci.
Semalam sempat membahas ini sedikit, tapi karena larut malam cepat
datang maka jam 10.30 ku harus pulang. Hiks ...
Kembali ke Metatron …
Ini bukanlah Tuhan. Yang dimaksud oleh Metatron, seperti
yang diperjelas oleh Husein, bahwa ini adalah Nur Muhammad, dimana
sang Pencipta menciptakan Nur Muhammad dan dari Nur ini maka
terciptalah segalanya; termasuk kita. Dan bagaimana kita bisa mencapai
bertemu Metatron? Pertama, kita harus sampai ke Higher Self kita hingga
sampai pada taraf I AM PRESENCE, maka kita akan menyatu dengan
Energi Metatron yang akan membawa kita lebih tinggi dari Piramid Diri
dan menuju Alam Ketuhanan. Metatron, atau Sayidul Arwah yang
mengatasi Baik dan Buruk adalah pemimpin para Ruh. Coba bayangkan
Segitiga (oh! Segitiga ini merupakan bagian dari Secred Geometri, dan
seperti angka lima, lambang alpha dan delta, dan huruf ‘V’, memiliki
mistisitas tersendiri). Di bagian dasar segitiga, ada dua sudut yang terpisah, itulah ‘Baik’ dan sudut satunya,
‘Buruk.’ Ketika sampai sudut teratas, mereka menyatu. Nah! Pada saat Nabi
SAW isra’ miraj, kanjeng Nabi Saw naik ke atasnya Segitiga sehingga
bisa melihat baik surga dan neraka, sedangkan Jibril sang Malaikat
(yang merupakan lambang KEBAIKAN) tidak mampu naik lebih tinggi. Di
sebuah SEGITIGA itu, memang malaikat versus dengan Iblis. Dengan
memohon sampai pada Metatron, diharapkan kita tidak pangling dengan
Dualisme. Karena inilah inti Tauhid. Maksud kata dari ‘tidak pangling’
adalah bahwa dunia ini memang di penuhi dualisme. Laki-laki dan perempuan.
Benar dan salah. Siang dan malam. Aku teringat dengan lirik lagunya Jason
Miraz yang berjudul ‘Life is Wonderful’. Lagu ini ‘kebetulan’ (tidak ada
yang namanya kebetulan – red.Vyasa) menjadi ringtone hape Noki-ku.
LIFE is Wonderful
By Jason Miraz
It takes a crane to build a crane
It takes two floors to make a story
It takes an egg to make a hen
It takes a hen to make an egg
There is no end to what I'm saying
It takes a thought to make a word
And it takes a word to make an action
It takes some work to make it work
It takes some good to make it hurt
It takes some bad for satisfaction
La la la la la la la life is wonderful
Ah la la la la la la life is full circle
Ah la la la la la la life is wonderful
Al la la la la
It takes a night to make it dawn
And it takes a day to you yawn brother
It takes some old to make you young
It takes some cold to know the sun
It takes the one to have the other
It takes no time to fall in love
But it takes you years to know what love
is
It takes some fears to make you trust
It takes those tears to make it rust
It takes some dust to make it polished
It takes some silence to make sound
It takes a loss before you found it
It takes a road to go nowhere
It takes a toll to know you care
It takes a hole to make a mountain
Ah la la la la la la life is wonderful
Ah la la la la la la life is full circle
Ah la la la la la la life is oh love
Ah la la la la la la love is all sorts of
Ah la la la la la la life is wonderful
Ah la la la la la la life is full circle
Ah la la la la la la life is holla holla
Ah la la la la la la next up
bushwalla-walla
Ah la la la la la la life is wonderful
Bagaimana kita bisa memandang sesuatu hal yang buruk itu
untuk dipahami sebuah keberadaannya? Apakah kita harus membayangkan
Malaikat yang tengah bersalaman dengan Iblis? Bukan! Dualisme itu
niscaya keberadaannya. Bukan untuk di hakimi, tapi untuk dipahami.
Ketika orang niat untuk senantiasa bercakap dengan Pribadi Tinggi, maka
ia akan memiliki pandangan yang seperti ini. Kebenaran itu bukanlah
ilmu ‘jare-jare bin dogma’ kalau kata Gurujiku. Maksudnya, kebenaran
itu bukanlah berdasarkan ‘katanya’ dan ‘dogma.’ Truth is out there,
kalian tidak sendirian, Pribadi Tinggi-mu menunggumu untuk ditemukan. Mari
kita sama-sama menuju Alam Ketuhanan sehingga menuju tempat bertumpunya
Dualisme. Did You Get My Messages?
==== *** ====
Tulisan ini ku repost karena hilang ditelan Multiply.com entah kemana. Namun ada yang menyimpannya dalam sebuah Group. Syukurlah, karena di komputerku sendiri juga hilang. Sangat sayang karena apa yang kutulis kadang sebuah spontanitas dan tidak kusimpan dalam folder tertentu, atau kusimpan tapi folder juga hilang ditelan masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar