Minggu, 03 Juni 2018

Masonkah aku?


Jadi begini, kemaren ada yang menuduhku kalau aku adalah bagian dari Mason -- maksudnya anggota Tarekat Mason Bebas. Atas dasar apa tuduhan itu? Yang jelas, ketika dia melihatku memakai sepatu dengan simbol Illuminati dan Freemason, ya sudah jelas aku anggota Mason. Tapi, sayangnya pihak Masonry tidak mengakuiku. Ha ha ha ... ya jelas, wong daftar aja engga kok mau jadi anggota. Lantas mengapa ku nampak tergila-gila dengan Masonry?

  1. Karena G. Ya aku suka dengan penjelasan Mason tentang G alias God. Penjelasannya itu sangat 'Ketuhanan yang Maha Esa! Freemasonry mempunyai definisi Tuhan yang secara umum bisa diterima oleh keyakinan apapun: bahwa DIA adalah Arsitektur Utama yang dengan sacred geometry-Nya ia mengatur segala hal yang ada. Maka itu tidak heran kalau Freemasonry bisa diterima dikalangan orang dengan latar belakang agama apa saja, bahkan seorang Shinto sekalipun. Akibatnya: Freemasonry sekarang masih hidup di Taiwan dan Jepang, Logi-loginya bisa hidup semerbak di sana. Sayang, di Indonesia engga ada. Padahal dulu Tarekat Mason Bebas ini begitu bebas melenggang di arena 'semangat juang kemerdekaan bangsa'!
  2. Tarekat Tukang Batu Bebas ini erat kaitannya dengan Hermetik (cari penjelasan Hermetik di wikipedia ya. Tapi jangan wikipedia Indonesia, please please ... engga lengkap informasinya. cari di Wikipedia yang bahasa Inggris: Hermeticism). Ketika hal-hal spiritual diulas terbuka blak-blakan dan jujur, maka semua akan kembali pada Afrika -- dan khasanah Hermetiknya!
  3. Spiritualisme adalah bidangku. Dalam arti aku suka hal-hal yang berbau spiritual dan occult. Bukannya aku mahir menyihir, tapi memang aku bermain dengan halhal semacam itu. Saat awal kuliah, aku dulu sempat memilih Arkeologi, dengan harapan bisa bersentuhan dengan masa lalu lebih dekat. Meski dilarang kuliah Arkeologi, aku masuk Psikologi, yang akhirnya malah membuatku semakin gila dalam dunia ruh dan teman-temannya. Jadi memang sedari dulu, Scorpio-born ini sudah fokus ke satu hal yang membuatnya nyaman: klenik! 
  4. (bersambung)

2 komentar: